Kasian juga ya blog ini. Udah hampir setahun dianggurin.
Huft~
Ada dua faktor kenapa aku gak ada posting setelah ulang
tahunku beberapa bulan yang lalu. Pertama, blog ini sedang dalam renovasi
(yaelah bro bahasanya) waktu itu. Jadi, demi menjaga ketentraman sang pembajak
pembuat header blog(Imam ramzani), aku memutuskan untuk vacuum cleaner
hingga blog ini benar-benar siap di isi kembali #tsaah
#padahalemangmalasngeblog #PLAK
Nah, faktor yang terakhir inilah yang pengin aku ceritakan
ke kalian. Muahahaha..uhuk..uhuk.. *keselek laptop*
Jadi, udah hal yang lazim bagi anak kelas 3 SMA yang baru
tamat untuk mengikuti berbagai ujian masuk ke universitas yang diinginkan.
Begitulah yang terjadi dengan aku dan beberapa ceman-ceman akoh. Masalahnya
adalah, apa itu lazim? Entahlah, aku juga gak tau.
Beberapa bulan ini aku disibukkan mencari-cari info tentang
jurusan dan universitas yang bagus, registrasi untuk ikut ujian, nunggu tanggal
ujian sambil buka buku (buku novel maksudnya), lalu ujian, nunggu pengumuman
hasil ujian dan yang terakhir pasrah kepada Allah. Kegiatanku cuma itu sampai
akhirnya aku lulus di ujian yang aku ikuti kedua kalinya. Jurusan Civil
Engineering at State University of Medan *biar keren* *cuih*. Jangan tanya gimana
perjuangan aku sampai bisa lulus. Aku sama sekali gak belajar keras. Ngisi LJK
aja ogah-ogahan. Perjuanganku cuma rajin solat dan berdoa minta sama Allah
supaya bisa bahagiain orangtua. Dan Allah menjawab doaku. Orangtuaku dapat
kebahagiaannya. Aku sendiri? Tentu ikut senang karena ngeliat mereka bahagia.
Awalnya aku agak bingung milih ambil atau enggak jurusan
itu. Di satu sisi, aku udah daftar ikut ujian D3 di Universitas Sumatera Utara
dan jurusan yang aku pengeeenn banget dari dulu ada disitu. Tapi sepertinya
takdir berkata lain. Agak susah sih jelasinnya kenapa akhirnya aku milih
jurusan Teknik Sipil ini :’)
Dan setelah keputusanku udah bulat, berbagai keluhan datang.
Hal-hal aneh pun muncul dipikiranku. Mulai dari punya banyak teman cowok,
ngangkat/ngaduk semen, ngaspalin jalan, benerin genteng, sampai ngangkat beton
pun gak berhenti muterin kepalaku. Sampai-sampai aku mikir abis tamat kuliah
mungkin aku udah bisa buat batu nisan dan ngegali kuburanku sendiri. Ditambah
lagi jarak dari rumahku ke kampus hijau ini yang udah kayak ketek badak. Jauh.
Jangan tanya apa hubungannya ketek badak sama jauh. Aku juga gak tau.
Tapi akhirnya aku disadarkan sama teman baikku, Sheila,
kalau ngeluh itu sama sekali gak guna karena belum dicoba jalani. Syukuri apa
yang udah kudapat. Apalagi kalau itu udah menyangkut kebahagiaan orangtua. Aku
coba berhenti ngeluh walaupun hal aneh itu sedikitnya masih aku pikirkan.
Yah..bukan Hasyifa namanya kalau gak berpikiran negative dan suka ngeluh.
Untuk tiga tahun ke depan ini aku bakal punya rumah baru,
teman baru, orangtua baru, semangat baru, kehidupan baru dan sebagian hidupku
bakal baru-baru. Dan tentu bakal ada orang baru yang ngisi hati ini #eh
#ujungujungnyagalau
Oiya, aku juga baru selesai ospek. Kapan-kapan bakal aku ceritain
gimana rasanya ospek jadi mahasiswa. Biasaaa.. mahasiswi baru sibuk ngurusin
berkas-berkas masuk kuliah :p
Oke bye..
0 comment:
Posting Komentar
Jangan cuma baca aja, komentar juga dong! Tapi komentar yang baik-baik ya :)