Surat dari Pengagum Rahasia

Dear, Malaikat yang lupa membawa sayap.

Sejak kau menampakkan sosokmu,

Kelam malam tak lagi menggelapi pagiku,

siangku tak lagi sesuram hujan sore,

Permainan Masa Kecilku

Zaman sekarang kayaknya gak perlu kaget lagi kalau ngeliat anak umur 4-12 tahun atau sampai masa SD kelar gitu, udah mainin berbagai merk gadget. Rasanya kalau ngebandingin sama masa kecilku dulu, jangankan megang handphone, mainin komputer aja hampir gak pernah. Palingan nonton tv acara kartun. Karena dulu tiap hari minggu dari jam 5 sampe jam 11 pagi acara kartun gak akan berhenti, mulai dari doraemon, shinchan, ninja hatori, tsubasa, conan, dragon ball, Anpanman, Atashinchi, dan masih banyak lagi. Bahkan siang-siang juga ada kartun kayak Pinky Momo, Hatchi si lebah, dan Chibi Maruko-chan.

Beda dengan sekarang, yang mulai dari channel 0-100 acara tv musik semua. Makanya gak heran anak-anak zaman sekarang pada cepat tua. Umur 4 tahun aja udah bisa joget cesar la, oplosan la, atau ala ala boy/girlband. Aku agak kasian sama mereka yang gak merasakan masa indah kayak zamanku dulu :(

Aku mau cerita mainan-mainan yang waktu kecil sering banget aku mainin bareng kawan sekolah atau sepupu di rumah. Permainan yang sekarang udah gak kelihatan lagi dan terlupakan. Tapi, aku yakin banyak juga orang yang masih ingat permainan-permainan ini.

Hujan Di Balik Hujan



Hari ini hujan turun lagi. Lebih deras dari sebelumnya.

Tiga jam sebelumnya, semua masih baik-baik saja. Hingga kehadirannya memperluas jarakku denganmu.

Tiga jam sebelumnya, aku masih tertawa, disampingmu. Menertawakan hal yang kau sebut lelucon.

Tiga jam sebelumnya, kau mengatakan hal yang membuatku tersipu. Bahwa, aku terlihat sangat manis ketika tertawa.

Dua jam sebelumnya, kau bercerita tentang seorang yang kau sukai. Yang membuatku menyangkal hal seperti, “Apakah itu aku?”

Dua jam sebelumnya, kau semakin asik bercerita. Dan aku semakin percaya diri.

Sejam sebelumnya aku bertanya padamu, “Apa aku bisa jadi lebih dari sekedar temanmu?”

Dan kau menjawab “Tentu. Kita kan sahabat. Karena itu, bantu aku dekat dengannya, ya?”

Tiga jam berlalu. Di cuaca yang mendung, hatiku pun mendung. Percaya diriku runtuh.


Saat itu juga hujan turun deras. Sederas air mata yang membasahi pipiku.

Ku harap hujan ini tak kan berhenti. Agar dapat terus menutupi hujan di wajahku.

Curhatan Anak Sipil

Assalamualaikum

Alhamdulillah blog ini udah pulih lagi. Jadi aku masih bisa menyalurkan hobiku ke publik dengan tulisan-tulisan sesat ini. HAHAHA.

Oiya, aku mau cerita aja deh. Sekarang aku udah semester 2 di teknik sipil. Cepat banget ya? Gak kerasa? Kerasa banget kok sebenarnya. Kerasa banget pergi pagi pulang malamnya. Kerasa banget susah matakuliahnya. Mungkin ini efek ketidakikhlasan aku kali ya. Ngomongnya sih aku udah ikhlas ngejalani jurusan ini. Etapi ngeluh mulu tiap ada mata kuliah hitung-hitung. itu mah sama aje kagak ikhlas #huft

Kuliah disana tuh, ada nyaman dan gak nyamannya. Salah satu yang bikin aku betah disana yaitu UKMI Ar-Rahman. Aku udah belajar banyak disana. Jauh lebih banyak dan lebih paham daripada 21 sks yang aku jalani tiap minggu. Dan yang bikin aku gak nyaman terutama matematikanya (udah mencakup semua hal yang menghitung, termasuk mekanika). Aku emang benci matematika dari awal. Padahal di sipil ini hal itu yang paling penting. Ah, sudahlah.

Jarak rumah ke kampus juga salah satu yang buat aku gak betah buat lama-lama disana. Kalian pikir enak pagi-pagi bawa motor tanpa SIM sambil nenteng tas 10 kilo+gantungin tabung gambar selama hampir satu jam? Dan baru pulang jam 8 malam? Emangnya enak tiap hari sarapan asap? Mamam deh.
 

Copyright © Syifa-chan. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online