My Second Home


Udah jadi kebiasaan sebelum mulai nulis, aku selalu buka Winamp dan nyalain musik. Lagu “It will rain” nya Bruno Mars mengalun jelas melalui headphone ke telinga. Lalu, aku klik file fiksi horror dengan nama “belum ada judul” di Ms.Word. Masih 2 page. Bingung dengan kelanjutan ceritanya, aku diam beberapa menit. Sampai lagu “It Will Rain” habis aku masih terdiam. Lalu lagu berlanjut. Masih dengan keheningan, aku dengerin opening lagu itu. Lagu yang gak asing lagi..

Suatu hari di kala kita duduk di tepi pantai
dan memandang ombak di lautan yang kian menepi
burung camar terbang bermain di derunya angin
suara alam ini hangatkan jiwa kita….

Lagu “Kemesraan” nya Iwan Fals ini sukses buat air mataku netes. File fiksi horror yang terbuka saat itu, langsung aku close. Tanganku udah gatal pengen nuangin rindu ini ke anak IPA-2. Disini aku bakal nyeritain tentang “My Second Home”.


Malin Kundang (Modern Version)

Malin : “Tidak !! Dia bukan Ibuku !! (bergegas meninggalkan Ibunya)
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin segera pergi dari desa.
Ibu : “Ya ALLAH,mengapa anakku satu-satunya seperti itu??Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya ALLAH.Berilah Ia teguranmu,sesungguhnya Ia adalah anak yang durhaka!!!”
Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin bertiup kencang,gelombang air laut naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun terguncang.
Malin : “Ada apa ini??Badai begitu besar”
Tiba-tiba kilat menyambar malin.
Malin : “Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”
Seketika Ia menjadi batu…


Kalian pasti tau penggalan kisah itu. Yap, Malin Kundang. Kalau dengar kata Malin Kundang pasti yang terlintas diotak kalian adalah seorang anak durhaka yang dikutuk ibunya jadi batu.
Itu kan ceritanya udah lamaaaaaaaa banget. Kalian percaya gak sih kalau sampai sekarang cerita yang mirip dengan Malin Kundang itu ada di kehidupan kita? Bedanya, kalau zaman sekarang versinya lebih berbeda. Kesamaannya cuma seorang anak yang durhaka/gak mau dengerin perkataan ibunya.

Terserah mau percaya atau enggak, aku pernah ngalamin hal kayak diatas. Hal yang ngebuat aku takut ngebantah mama. Hal yang buat aku trauma, bahkan sampai sekarang. Aku bakal cerita sedikit. Walaupun ceritanya gak semenarik kisah Malin Kundang.

Kejadiannya 4 tahun yang lalu. Pas kelas 2 SMP, entah hari Selasa atau Kamis aku lupa. Jadi, seperti biasa tiap minggu sekolah selalu ada kegiatan renang. Tentunya ini pelajaran olahraga, bukan liburan anak kecil yang berenang bebek terus siram-siraman air. Bukan.

 

Copyright © Syifa-chan. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online